”instagram”
header ruang kecil amina

Punya Anak dengan Jarak Dekat? Ini Keistimewaan dan Tantangannya Moms!

Keuntungan dan tantangan punya anak jarak dekat

Hai bunda bestie!

Memiliki anak menjadi anugerah bagi kebanyakan pasangan suami istri. Apalagi punya anak dengan jarak dekat. Memang akan terasa berat dan memiliki tanggung jawab yang besar, tapi bunbes jangan berkecil hati dulu ya.

“ Teringat banyak sekali di sosial media yang muncul bagaimana perjuangan sebagian pasangan untuk mendapatkan keturunan. Bahkan kerabat dekat saya juga ada yang masih belum dikaruniai anak hingga 7 tahun pernikahan. Sekalinya, ia hamil tidak sampai usia 3 bulan, mengalami keguguran”

Kondisi saya memiliki tiga anak dengan jarak kelahirannya dwkat. Jarak antara anak pertama dan kedua adalah 2 tahun 5 bulan, sedangkan jarak antara anak kedua dengan anak ketiga adalah 2 tahun 1 bulan. Bukannya tanpa pertimbangan, kehadiran ketiga anak saya dan suami menyiapkan dan merencanakan banyak hal dalam pengasuhan hingga saat ini.

Dengan sadar tantangan yang akan dihadapi nanti, terlebih saya dan suami tinggal di kota perantauan yang jauh dengan keluarga besar. Artinya saya dan suami benar-benar harus bekerja sama dalam urusan pengasuhan anak dan urusan rumah tangga. 

Beberapa waktu lalu, saya pernah melihat trend konten di sosial media. Bagaimana seorang wanita yang sudah menikah, menunjukan ketakutan dan kekhawatiran mereka untuk hamil. Sedangkan, mereka sudah memiliki suami. 

Hal itu berarti menunjukan, sebagian orang memiliki anak lebih satu menjadi hal yang menyeramkan dan ditakutkan untuk dilakukan. Tapi, tidak jarang sebagai orang tidak mempermasalahkan memiliki anak lebih dari satu dan jarak usia diantaranya.

Dengan begitu, terlihat bahwa memiliki anak jarak dekat memiliki banyak tantangan yang akan dilalui. Namun, berdasarkan pengalaman pribadi sendiri, punya anak jarak dekat juga memiliki keistimewaan tersendiri loh. 

Keistimewaan Punya Anak dengan Jarak Usia Dekat

Sedikit berbagi kisah pengalaman yang saya alami selama ini, memiliki tiga orang anak jarak dekat. 

Awalnya memang terlintas pikiran apakah sanggup merawat anak dengan rentang usia yang masih kecil semua. Terbayang apabila satu menangis dan yang lainnya ikut menangis. 

Tapi jangan berkecil hati ya, bunbes bisa melihat ke arah yang lebih luas keistimewaan dan kelebihan memiliki anak dengan jarak usia 1 sampai 3 tahun.

1. Sekalian ‘Capek’

Jujur setiap ketemu atau berkomunikasi dengan orang lain, mengetahui kalau saya punya tiga anak yang masih kecil. Pasti deh komentarnya ‘gak apa apa ya Bun biar sekalian capek’.

Sesungguhnya, arti dari sekalian capek tidak selamanya setiap orang paham ya. Kadang, malah membuat diri jadi berpikir ‘iya ya ngurus anak itu capek’.

Bisa saja kita merubah mindset ketika memiliki anak jarak dekat bahwa merawat anak adalah salah satu ibadah yang dilakukan dengan pahala besar. Jadi, dengan merawat anak lebih dari satu artinya sekalian capek sekaligus sedang mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya. Agar selama merawat anak-anak tidak merasa terbebani.

2. Antar Anak Memiliki Kedekatan

Memiliki rentang usia yang dekat, kakak adik akan memiliki ikatan lebih jauh dekat. Bahkan bisa lebih menjadi teman cerita dan sahabatnya kelak. 

Kenapa saya bisa bilang demikian?

Bercermin dengan diri sendiri, saya bisa lebih dekat dengan kakak kandung yang usianya lebih dekat. Dibandingkan dengan kakak kandung yang usia lebih jauh dari saya. 

Yah, walaupun pada akhirnya setelah dewasa. Saya bisa saling meningkatkan kedekatan dan ikatan dengan semua saudara kandung. Nyatanya, saudara kandung yang akan menjadi teman dan sahabat hingga tua nanti.

Maka, anak-anak secara tidak sadar memiliki kedekatan lebih. Bisa saling cerita dan mengobrol dari hal yang sederhana. 

3. Lebih Mudah Mengasuh Anak

Dari segi sisi orang tua, ketika memiliki anak usia yang berdekatan akan lebih mudah saat merawat dan mengasuh anak. 

Karena gap usia dekat, jadi tidak ada jetlag saat merawat bayi newborn lagi. Jadi, bunbes bisa lebih mudah beradaptasi saat merawat bayi lagi. 

Beberapa waktu lalu, sempat bertukar cerita dengan kakak pertama yang punya anak jaraknya cukup jauh sekitar 5-6 tahun. Beliau bilang, saat ini untuk memberikan anak MPASI susah punya aturan yang banyak ya. Seperti, langsung memberikan makanan pendamping ASI dengan menu lengkap. 

Dulu katanya malah memberikan anak makan di mulai dari buah dulu. Jadi, beliau sempat heran ketika saya langsung memberikan makan bubur pada bayi 6 bulan. 

Dengan begitu jelas, bahwa perkembangan ilmu pengetahuan, parenting hingga ilmu kesehatan akan terus berkembang. Semakin banyak penelitian baru yang menghasilkan mana yang lebih baik dalam mengasuh dan merawat anak.

4. Pengeluaran Lebih Hemat

Keistimewaan lainnya dengan mengasuh anak jarak dekat adalah bisa menghemat pengeluaran khususnya keperluan barang bayi. 

Kebetulan, kalau saya memiliki tiga anak perempuan semua. Jadi barang yang dipakai dari anak pertama masih bisa digunakan oleh adik ketiga. Seperti baju, mainan ataupun perlengkapan bayi lainnya.

5. Punya Teman Bermain di Rumah

Sebelumnya waktu masih punya anak satu, saya dan suami bisa saja memberikan banyak mainan. 

Setelah disadari kalau anak itu tidak hanya butuh mainan saja, tapi lebih butuh teman bermain. Bermain sama ibu atau ayah biasanya tidak lebih dari 30 menit. Karena perlu mengerjakan pekerjaan lainnya.

Ketika adik-adiknya sudah lahir. Kakak tidak lagi merasa kesepian, karena bisa bermain dengan adiknya. Bahkan mengeksplor permainan dengan peralatan seadanya.

Begitu juga adiknya, akan lebih cepat terstimulasi baik secara motorik, sensori ataupun segi bahasa. Dibantu dengan bermain bersama kakak. Perkembangannya jadi lebih cepat dan baik.

Bagaimana menarik kan untuk keistimewaan yang didapatkan mempunyai anak jarak dekat. Jadi tidak selamanya kondisi yang tidak ideal itu menyeramkan. 

Tinggal bagaimana kita yang mendapatkan kondisi tersebut menjalani peran dengan optimal. Tidak hanya kelebihan dan keistimewaan yang didapatkan dari mengasuh anak jarak dekat. Tantangan yang terus berdatangan juga menjadi ujian yang perlu dihadapi.

Tantangan Punya Anak Jarak Dekat

Punya anak jarak dekat

Dibalik keistimewaan ada tantangan yang perlu dihadapi selama mengasuh anak jarak dekat. Terlihat semua kebutuhan dan aktivitas cenderung bisa dilakukan bersama. Perlu diingat bahwa setiap anak terlahir dengan keunikannya. Maka, berikut beberapa tantangan yang kemungkinan perlu dihadapi.

1. Potensi Bertengkar

Tidak akan disangkal, dengan memiliki anak jarak dekat kemungkinan besar potensi bertengkar lebih sering. Karena memiliki fase yang sama, apalagi saat fase egosentris anak.

Walaupun terlihat sulit dan membuat para orang tua capek. Sibling rival, pertengkaran antara saudara saat kecil tidak bisa dihindari ya. Tinggal bagaimana peran orang tua untuk memberikan pemahaman agar anak lebih mengerti.

Pengalaman saya, pertengkaran anak pertama dan kedua tidak dapat dihindari walaupun sudah memiliki barang yang sama persis. Ada saja yang menjadi konflik pada anak. Hingga sekedar rebutan sebuah sedotan kecil. 

Setidaknya, berikan fasilitas dan pemahaman seadil mungkin setiap anak. Agar meminimalisir terjadi perselisihan diantara mereka.

2. Ibu Butuh Energi Lebih Besar

Dengan segala aktivitas yang perlu dilakukan dalam merawat anak, ibu butuh energi yang cukup besar. Apalagi yang dirawat adalah anak balita semua. 

Dimana,  semua kebutuhan dan keinginan anak masih perlu full service dari ibu. Mulai dari bangun tidur hingga tidur malam lagi. Kemungkinan anak lebih menempel sama ibu.

Maka, mempersiapkan diri untuk bisa mengurus dan merawat anak lebih dari satu jadi hal yang perlu dilakukan ya.

3. Berkurangnya Kehidupan Bersama Pasangan

Setelah memiliki anak hubungan bersama dan waktu khusus bersama suami menjadi berkurang. Bahkan, lebih mendahulukan prioritas kebutuhan anak.

Kesibukan mengurus bayi dan balita membuat ibu lebih cepat lelah dan waktu habis bersama anak seharian. Secara tidak sadar, karena kurang kebersamaan dan komunikasi. Membuat potensi pertengkaran dengan suami lebih sering.

Waktu bersama suami menjadi hal yang sangat langka, dan sekalipun ada kesempatan jadi bagian yang paling membahagiakan. Apakah bunbes juga merasakan seperti ini?

4. Kekhawatiran Tidak Adil

Khawatir tidak adil menjadi hal yang dipikirkan oleh kebanyakan orang tua. Saya sampai sekarang kadang berpikir apakah sudah adil pada anak-anak. 

Adil sebenarnya bukan berarti memberikan banyak hal yang sama. Namun, sebagaimana memberikan kebutuhan, perhatian, kasing sayang sesuai dengan porsi yang dibutuhkan anak.

Bukan berarti rasa kasih sayang dan perhatian yang orang tua lakukan dengan dibagi kepada tiga anak. Justru, perlu menambah stok kasih sayang dan perhatian menjadi tiga kali lipat sesuai dengan porsinya. Walaupun terdengar berat, berpikir bagaimana caranya menambah stok kasih sayang lebih besar pada diri sendiri.

Secara naluri, seorang ibu khususnya lebih paham bagaimana memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya.

5. Rentan Stress

Melakukan aktivitas yang sama secara berulang dengan tambahan tangisan anak yang merengek. Membuat para orang tua, khususnya ibu yang mengurus anak rentan mengalami stress. 

Dari beberapa sumber mengatakan, ibu rumah tangga lebih banyak yang mengalami stress dan gangguan kesehatan mental. Karena beratnya aktivitas yang dilakukannya setiap hari.

Hal yang bisa membuat rentan Stress juga ketika menghadapi anak yang menangis secara bersamaan. Kebayang bagaimana bingung dan lelahnya seorang ibu menghadapi kondisi anak yang sedang menangis.

Keistimewaan dan tantangan dalam merawat anak lebih dari satu dengan jarak berdekatan hanyalah beberapa saja ya bunbes. Masih banyak kondisi yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Namun, tetap semangat berusaha memberikan yang terbaik versi bunbes dalam mengasuh anak jarak usia berdekatan. 

Maka, saya sharing tips mengenai merawat anak jarak dekat tanpa ribet. Tentunya ini dari beberapa sumber dan pengalaman yang sudah saya alami ya.

Tips Merawat Anak Jarak Dekat Anti Ribet

1. Menurunkan Ekspektasi

Tips penting yang pertama menurut saya adalah menurunkan ekspektasi dan standar kehidupan bersama balita.

Perlu diingat, anak bukanlah orang dewasa yang berukuran kecil. Karena anak-anak adalah seseorang yang sedang melewati fasenya. Mereka masih banyak butuh bantuan orang tua untuk bertahan hidup. Mulai dari makan, minum, mandi, bahkan sekedar menggarukan kulit yang gatal pun masih butuh bantuan orang tuanya.

Memiliki rumah yang rapi, bersih, wangi sepanjang hari menjadi waktu yang paling istimewa. Akan ada aja kegiatan dan percobaan dari anak-anak yang membuat rumah berantakan dan kotor.

Bukan berarti membiarkan anak bebas beraktivitas apapun ya. Tetap berikan ruang dan batasan yang boleh dilakukan dan tidak dilakukan oleh anak. 

2. Jeda Untuk Istirahat

Jeda untuk istirahat juga menjadi bagian yang penting dilakukan. Bahkan memberikan ruang dan waktu untuk diri sendiri tidak ada salahnya kok. 

Justru sangat disarankan memiliki waktu istirahat dan jeda dari aktivitas mengurus anak. Biasanya rasa lelah seorang ibu punya anak bukan hanya fisik namun mental juga akan terasa lelah. 

Kalau ibu yang kurang istirahat bisa kemungkinan berpengaruh saat merawat anak-anak. Mungkin, ibu jadi lebih mudah marah, badmood, hubungan dengan suami jadi kurang baik. Apalagi bagi para ibu yang memiliki bayi, masih dipengaruhi dengan perubahan hormon yang dialaminya.

3. Meminta Bantuan 

Saya yakin setiap ibu sebenarnya bisa dengan sendirinya merawat dan mengurus anak. Walaupun tidak ada buku panduan khusus untuk menjadi seorang ibu dengan anak jarak dekat.

Tapi, selama merawat dan mengurus anak tidak ada salahnya meminta bantuan kepada orang lain. Bisa minta bantuan kepada suami, orang tua atau orang lain.

Bisa juga dengan menyerahkan beberapa pekerjaan kepada orang lain, seperti mencuci dan membersihkan rumah. Suami juga memiliKi peran penting dalam merawat anak dan urusan rumah tangga.

4. Ikut Sertakan Anak Setiap Kegiatan

Kalau misalnya keadaan yang tidak memungkinkan untuk menyewa orang lain membersihkan rumah. Cobalah ikut sertakan anak dalam setiap kegiatan. Dengan memperhatikan usia dan kemampuan anak.

Misalnya, kegiatan makan tidak perlu terus-terusan menyuapi anak makan. Berikan kesempatan anak untuk melakukannya sendiri, walaupun belum sempurna dan rapi saat makan.

5. Nikmati dan Bersabarlah

Yap, dari semua tips yang perlu dilakukan adalah nikmati dan bersabar selama masa pengasuhan anak-anak. Jalani peran menjadi orang tua secara penuh. Tanpa perlu berpikir berlebihan tentang kekhawatiran selama merawat anak. Sejatinya, Allah telah memberikan karunia sesuai dengan kemampuan.  Apabila bunbes dalam keadaan punya anak jarak dekat, artinya mampu dan bisa menjalankan peran ini.

Bersabarlah bahwa merawat anak hanya sebentar repot ketika mereka masih kecil aja. Nantinya ketika anak-anak sudah dewasa dan berkeluarga, semuanya menjadi kenangan yang indah. 

Penutup

Nah, itulah keistimewaan dan tantangan punya anak dengan jarak dekat yang mungkin dialami oleh kebanyakan orang tua. Sekaligus, beberapa tips merawat anak anti ribet yang bisa dilakukan. Walaupun akan menemukan kondisi yang tidak ideal, yakinlah bahwa semuanya bisa dilakukan dengan terbaik. Semangat ya untuk bunda bestie yang memiliki anak. Semoga bermanfaat

Lebih lamaTerbaru

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.