”instagram”
header ruang kecil amina

Filosofi Montessori, Memahami Mendidik Anak Dengan Tepat

 

filosofi montessori

Hai bunbes,

Sudah lama saya beberapa kali ikut webinar gratis maupun berbayar mengenai metode montessori yang diadakan oleh aku suka montessori (ASM). Founder dari ASM, Via Rizkiana atau biasa disapa umma yang merupakan seorang ibu profesional sekaligus montessori practitioner.

Saya senang melihat postingan tentang bagaimana mendidik anak secara montessori di akun instagramnya juga. Tapi jujur saya tidak sepenuhnya untuk bisa praktekin langsung ke anak sampai detik ini. Entah karena keterbatasan ilmu dan tenaga untuk bisa langsung praktek ketiga anak saya.

Perlahan tapi pasti semoga ilmu yang didapatkan bisa dipraktekan, bermanfaat dan berkah untuk saya dan keluarga. Jujur, kadang saya sendiri masih saja belum bisa mengendalikan diri sendiri.

Saya pun memutuskan untuk menulis resume dari hasil webinar yang sudah diikuti. Agar ilmu yang didapatkan ini, tidak sia-sia begitu saja.

Free webinar ASM yang pertama berjudul mengenal filosofi montessori agar  lebih mengetahui bagaimana peran orang dewasa dalam mempersiapkan anak masuk sekolah.

Namun, saya akan membahas filosofi montessori dengan menggabungkan pandangan pribadi ke arah bagaimana mendidik anak usia dini dengan tepat.

Apa itu Montessori?

Montessori adalah sebuah metode pembelajaran dengan pendekatan pendidikan yang diperkenalkan oleh Dr Maria Montessori. 

Pada metode ini memiliki sebuah prinsip dalam pembelajarannya yaitu menghargai anak sebagai seorang individu yang unik, setiap anak memiliki potensi yang besar, dan dapat berkembang secara alami. Agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, orang dewasa memberikan lingkungan yang tepat.

Awalnya saya mengira untuk menerapkan metode montessori itu memerlukan peralatan khusus layaknya montessori profesional yang ada di media sosial. 

Ternyata, ada sedikit kesalahpahaman bahwa mempraktekan metode montessori tidak sepenuhnya perlu barang baru dan mahal. Dengan menggunakan yang ada di rumah saja juga bisa.

Pesan dari umma, “berikan perjalanan anak masuk sekolah dengan cara yang menyenangkan, bisa jadi berkesan untuk anak kita”

Kalimat ini, membuat saya menyadari ternyata masih banyak kekurangan dalam membersamai anak, khususnya saat ini di usia dini. Tidak sepenuhnya hari-harinya menyenangkan. Atau bahkan terabaikan karena saya sibuk dengan pekerjaan.

Padahal tidak ada salahnya selalu melibatkan anak dalam kegiatan sehari-hari dan pekerjaan rumah, bisa menjadi modal dasar bagi anak tumbuh mandiri.
Ingin dihargai atau Menghargai Orang lain, mana yang lebih baik?

Pernah nggak sih merasa kalau anak lagi sulit diajak ngobrol atau dibilangin. Anak sulit diberitahu kebaikan yang seharusnya dilakukan. Biasanya suka di sebut ‘ngeyel’.

Lagi-lagi saya tersentil dengan ucapan umma, bagaimana anak mau menghargai dan mendengarkan orang tuanya. Sedangkan, orang tuanya tidak pernah mendengarkan anak dengan baik.

Otak anak itu seperti spons, sehingga sangat mudah menyerap apa saja yang ada di lingkungannya. Anak akan dengan mudah meniru semuanya yang anak alami dan lihat.

Oleh karena itu, untuk bisa menghargai anak. Orang tua perlu bisa menghargai diri sendiri. Apakah kita sebagai orang dewasa sudah memperlakukan diri sendiri dengan baik.

Prinsip metode montessori adalah menghargai anak yang utama. Lalu, bagaimana caranya? Dengan menunjukan rasa sayang, rasa mencintai, dan rasa menghargai pada anak dalam kondisi apapun. Bukan hanya ketika anak menunjukan keberhasilan, atau ketika anak menurut saja. Namun, kita juga perlu menghargai kondisi anak apa adanya.

Prinsip Metode Montessori

filosofi montessori

Di dalam metode montessori bukan hanya sekedar aparatus montessori yang bagus.

Jangan gegabah ingin segera membeli semua aparatus / material / mainan montessori sebelum kita sebagai orang dewasa bisa menghargai anak. Kalau kita belum bisa observasi anak apa saja yang dibutuhkan anak, jangan dulu sibuk ya.

Karena metode montessori ini dalam pembelajarannya terdiri dari 3 poin penting, antara lain :

  • Anak. Anak menjadi peran utama dalam pembelajaran untuk perkembangannya. Membiarkan anak mengeksplorasi sesuai dengan kebutuhan anak.
  • Orang Dewasa (orang tua & guru). Sebagai pendamping anak dengan mengamati dan memberikan kebutuhan yang sesuai anak butuhkan. Sekaligus memberikan contoh yang tepat bagaimana hal yang perlu dilakukan.
  • Lingkungan. Menyiapkan lingkungan yang aman dan sesuai dengan apa yang anak butuhkan.


Dalam prinsip metode montessori yang akan digunakan dalam persiapan anak sekolah, khususnya sejak usia dini terbagi menjadi 5 bagian yaitu :

1. Follow The Child

“ anak membutuhkan kebebasan dalam batasan “ - Dr Maria Montessori


Dalam montessori, memang kita sebagai orang dewasa membiarkan anak bebas bermain dan menjadi peran utamanya. Anak diberikan kebebasan dalam bereksplorasi, bersosialisasi, dan bebas memilih.

Namun, kebebasan itu masih dalam batasan yang ditentukan. Batasan yang sesuai dengan norma kehidupan, batasan dalam agama, dan batasan dalam sosial.

Misalnya, anak bebas bermain lego. Anak boleh main lego dengan imajinasinya. Namun, apabila lego tersebut dipakai untuk melukai anak, atau legonya dibuang dan di lempar-lempar. Kita perlu menegurnya dengan baik, sekaligus memberitahu perbuatan yang dilakukan itu tidak baik.

Batasan yang perlu dipahami adalah anak tidak boleh melukai orang lain, tidak boleh merusak barang, dan melukai diri sendiri.

2. Prepared Environment

Lingkungan di sekitar anak disiapkan untuk mendukung mengeksplorasi mandiri.
Lingkungan yang diberikan untuk anak disesuaikan dengan kebutuhan yang sesuai dengan usia perkembangannya.

3. Autoeducation

Anak belajar melalui pengalaman secara langsung.
Anak akan lebih mudah paham dengan pembelajaran yang didapatkan secara langsung. Dimana pembelajaran ini akan mempengaruhi pengetahuan anak di masa depan.

4. Perkembangan Karakter & Kemandirian

Mandiri itu tidak langsung terjadi pada anak. Namun, butuh proses dan bantuan dari orang tua agar anak bisa mandiri.

Sehingga, perkembangan karakter dan kemandirian anak akan terbentuk seiring berjalannya pengalaman pembelajaran dari yang anak dapatkan.

5. Peran Orang Dewasa Sebagai Fasilitator

Sering kali ya saya itu salah kaprah dalam mengajak anak bermain. Lebih banyak memberikan instruksi sebagaimana bermain yang benar. Apa saja yang harus dimainkan.


Padahal orang dewasa itu melakukan peran sebagai fasilitator. Memberikan fasilitas yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak. Caranya bagaimana? Tentu melakukan observasi, pengamatan serta pendampingan selalu.

Misalnya, anak paling susah diajak belajar menulis ataupun membaca. Maunya lari-lari, loncat kesana dan kemari terus. Kita sebagai orang dewasa bukan memaksa anak untuk bisa duduk diam. Justru memberikan fasilitas dan ruang apa yang dibutuhkan anak. Ketika anak sedang senang lari-lari, berarti berikan waktu dan tempat untuk anak berlari. Sekaligus memberikan kegiatan dengan menstimulasi kebutuhan sensorinya.

Mendidik Anak Dengan Tepat

Setiap orangtua pasti menginginkan anak tumbuh menjadi pribadi baik, sikap baik, dan perilaku baik.

Tapi semua itu tidak akan terjadi, apabila peran orang dewasa tidak ada.

Orang dewasa memiliki peran sebagai pengamat dan observer. Agar bisa memberikan pendidikan yang tepat sesuai kebutuhan anak.

Mendidik anak bukan masalah siapa yang paling baik atau apa yang paling bagus. Namun, mendidik anak dengan cara yang tepat. Untuk bisa membantu perkembangan anak secara optimal.

Penutup

Itulah beberapa filosofi montessori yang bisa dipahami bagi orang awam. Alhamdulillah selalu senang ikut webinar gratis maupun berbayar dari aku suka montessori. Karena penjelasannya sangat mudah dimengerti. Walaupun saya belum bisa sepenuhnya mempraktekkan metode montessori secara langsung

Jadi, bagi orangtua yang ingin menerapkan pendidikan dengan metode montessori perlu pahami terlebih dulu. Bagaimana prinsip dan filosofi montessori sebagai dasar mendidik anak. Semoga bermanfaat.



Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.